Minggu, 21 Agustus 2011

Anak dan Ibunya


Tomy, memang anakbungsu dan ibunya. Tiga kakaknya, semua perempuan. Antara Tommy dan kakaknya yang nomor tiga beda usia berkisar 8 tahun. Wajah saja kalau Tommy begitu dimaja oleh semuanya, terlabih oleh ibunya. Kemana saja ibunya, Tomyy harus ikut, walau Tommy sudah berusia 15 tahun. Ke dapaur, belanja bahkan tidur siang. Bila ayahnya pergi ke luar kota, Tommy justru tidur dengan ibunya. Hanya di
sekolah, Tommy tidak bersama ibunya. Tommy, benar-benar anak Mami.

Karena gerah, ibu Tommy tidur di beranda belakang rumahnya. Di belakang rumah yang berpagar temboktinggi itu, ada taman dihiasi berbagai bunga, juga ada kolam ikan hias. Di atas ambal ibu tommy sudah merebahkan diri. Dia hnya memakai daster mini yang tipis, karean kegerahan. Di sisinya, Tommy berbaring membuka bajunya, hanya memakai celana pendek saja. Mungkin inilah kesalahan ibu Tommy. Tapi sudah menajdi kebiasaan baginya, kalau Tommy selalu memelukinya dan mencium pipinya dihadapan siapa saja.

Sore pukul 14.30, Tommy memeluk mamanya dan meminta diteteki. Tommy, kalau maja memang suka minta tetek mamanya.
"Gerah...ah. Kok siang-siang minta tetek. Mama gerah," kata ibunya. Tapi Tommy berkeras minta diteteki. Biasanya, kalau sudah netek 10 menit, Tommy sudah tertidur. Walau hari itu gerah, karean terik matahari yang terik dan angin terasa berhenti, ibunya membuka juga kancing dasternya dan mengeluarkan teteknya dari daster itu. Sebenarnya tetek ibu Tommy tidak bagus lagi. Umunya saja sudah 49 tahun. Pembantu mereka, biasanya hanya suka mengejek sayang saja, kalau Tommy minta tetek. Dengan cepat mulut Tommy mengisap tetek ibunya. Tidak seperti biasanya. Selama ini, Tommy hanya menetek saja, ;lalu tertidur pulas. Kali ini, selain mulutnya menetek, tanganya meraba-raba tetek yang satunya lagi. Di peluknya ibunya. Sebelah kakinya ditindihkannya ke pahak ibunya. Kulit paha mereka mereka berlaga. Tiba-tiba darahibu Tommy terkesiap. Ada desir aneh di dalam tubuhnya. Tanpa sadar, Ibu Tommy meraba-raba kemaluannya. Ibunya merasa aman, karena tak seorang ada di rumah, kecuali mereka berdua. Ibunya juga merasakan, kalau isapan Tommy kali ini meman terasa lain dari biasanya. Mungkin karena udara panas, membuat gairah ibu Tommy menjadi lain. Atau mungkin katika itu adalah puncak masa suburnya. Ibunya mengelus-elus sendiri paginanya dan mendesis-desis. Tanpa sadar, dia sudah melepaskan celana dalamnya. Dia seamkin horny, ketika lutut Tommy mengena ke bulu paginanya.
Isapan Tommy pada paginanya semakin terasa nikmat. Lagi-lagi tanpa sadar, tangannya sudah mengelus-elus pantat Tommy. Dia merasakan ada tonjokan sesuatu benda pada pahanya. Ibu Tommy sudah dapat memastikan, kalau itu adealaqh kemaluan anaknya. Dia masukkan tangannya ke dalam celana anaknya dn mengelus penis anaknya itu.
"Tommy punya sudah berdiri ya.." tanya ibunya.
"Heeehhh. Biarkan saja," Tommy tak perduli dan dia melanjutkan memeluk ibunya dan mengisap tetek sebelahnya.
"Celana Tommy, mama buka ya," kata ibunya. Tanpa menunggu jawaban, ibunya membuka celana anaknya itu. Tommy membiarkan saja celananya dibuka ibunya sampai melorot melepas dari kedu kakinya. Penis itu begitu gagahnya, walau ukurannya sedang-sedang saja. Dipeluknya naaknya dan menggeser tubuh Tommy ke atas tubuhnya. Tommy sudah menindih tubuh ibunya dari atas. Ibunya mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar dn mengarahkan penis itu menembus paginanya. Begitu cepatnya penis Tommy hilang ditelan pagina ibunya.
"Akhhhh...." ibunya mendesah. Mulut Tommy masihs aja mengisap tetek ibunya dengan rakusnya. Kini ibunya yang menggoyangkan tubuhnya dari bawah, membuat Tommy ikut bergoyang-goyang. Penis Tommy memang keluar-masuk di liang paginanya. Akhirnya, Tommy mulai ikut mengoyang-goyangkan pantatnya menekan-nekan penisnya ke dala liang ibunya. Saat itulah ibunya semakin mempercepat goyangannya dan memeluknya, sampai akhirnya dia orgasme. Setelah orgasme, dia terus memeluk tubuh anaknya dengan erat. Perlahan, ibunya memperlunak peukannya. Tommy masih terus mencucuk cabut penisnya dan dia harus tetap bertahan mengangkangkan kedua pahanya, agar anaknya bisa bebas mencucuk-cabut penis dalam kemaluannya. Dan...tiba-tiba Tommy mengigit puting teteknya dan memeluknya kuat. Lalu...croot...crot, sperma anaknya lepas di dalam paginanya. Tommy pun melepaskan isapannya pada tetek ibunya.

Penis itu semakin menegcil dan terlepas dari lubang pagina ibunya. Di ciumnya pipi ibunya dan dia memakai celananya, lalu tidur di sisi ibunya. Tak lama, Tommy mendengkur keras. Mungkinkelelahan, atau mungkin merasakan nikmat luar biasa yang pertama kali dia rasakan.

Menjelang pukul 17.00, Tommy dibangunkan ibunya. Tommy diajak mandi ke kamar mandi. Mereka menyirami tuh mereka dengan air segar.
"Tommy tak boleh bilang siapa-siapa ya sayang," kata ibunya. Tommy pun menganguk.
"Tapi nanti Tommy mau lagi ya," katanya.
"Boleh, tapi kalau sepi seperti ini, atau kalau Papa ke luar kota," kata ibunya.
"Kan Papa masih di luar kota. Lusa baru pulang," kata Tommy.
"Nanti malam lagi ya ma," katanya. Ibunya tersenyum. Sehabis mandi, ibunya tak habis pikir. Kenapa itu bisa terjadi. Semuanya sudah terjadi. Nasi sudah jadi bubur. Wlaau mulanya hanya ketidaksengajaan belaka, namun Tommy sudah meminta lagi. Kepalang tanggung, pikir ibunya. Tommy sudah mengerti enak dan nikmat. Dari pada dia harus melakukannya dengann orang lain, bisa sekolahnya jadi berantakan, bisiknya pula. Dia amati tubuh anaknya. Baru dia sadar, kalau di pangkal kemaluan anaknya itu sudah ada tumbuh bulu-bulu halus. Itu pertanda Tommy sudah mulai menjelang dewasa.

Benar saja. Malamnya, ketika semua sudah terlelap tidur, Tommy membuka celananya dan mempermainkan tetek ibunya. Dia mengisap-isap tetek ibunya dan meraba-raba pagina ibunya. Bulu-bulu di sela-sela paha ibunya, baru pertama kalinya dia raba dan elus-elus. Salah satu jari-jarinya di tusukkan ke dalam paginaibunya dan dia permainkan di sana. Tommy hanya ingin tahu, ada apa di dalam lubang itu.
Pagina itu sudah basah dan licin. Ibunya sudah mendesah-desah. Dia tatap wajah anaknya dengan mata yang tertutup. Dia tahu kalau anaknya sedang menimati apa yang dia lakukan. Perlahan dia duduk dan membuka pakaiannya, hingga dai telanjang bulat. Pakaian Tommy juga dibukanya. Berdua mereka sudah bugil. Disapu-sapunya penis anaknya. Penis yang sudah mengeras itu, dia kulum dan dia isap-isap. Sesekali buah zakar Tommy dia jilat perlahan-lahan dengan lidahnya.
"Ma...Tommy mauuu..."
"Keluarikan saja sayang," kata ibunya sembari memasukkan penis anaknya itu ke dlam mulutnya. Penis ity di dalam mulutnya di lingkari pakai lidahnya, lalu...lepaslah sperma anaknya itu di dalam mulutnya. Glek...glek...glek..., ibunya menelan sperma yang sangat gurih itu sampai habis. Dia tersenyum melhat anaknya sudah lepas dari regang tubuhnya.

Melihat Tommy sudah lemas, dia mulai mempermainkan klitorisnya sendiri dengan tangannya. Dia ingin melepaskan nikmatnya juga. Ada beberapa menit, dia mempermainkan sendiri klitoprisnya dengan jari-jarinya. Saat itulah Tommy ke kamar mandi untuk pipis. Sekembalinya dari kamar mandi, ibunya meminta Tommy memasukkanpenisnya ke dalam liangnya. Sayang penis Tommy belum mengeras. Kembali ditariknya Tommy dan mengisap-isap penis anaknya itu sampai berdiri.
"Naik ke atas mama sayang. Masukkan ke dalam mama," katanya membujuk anaknya dengan suara setengah berbisik. Tommy naik ke tubuh ibunya dan menusukkan penisnya ke dalam liang ibunya. Kali ini, Tommy tak perlu lagi di goyang dari bawah. Ibunya juga sepertinya hampir kehabisan nafas. Tommy yang secara refleks mencucuk-cabut penisnya dari liang ibunya.
"Percepat, nak. Ayo lebih cepat lagi," kata ibunya. Tomy mempercepat henjotannya. Mulutnya kembali menisapi tetek ibunya itu dengan rakus.
"Ayo nak. Tekan kuat-kuat. Tekan ke dalam," katanya. Tommy anaknya menekan penisnya kuat-kuat ke dalam liang ibunya itu. Saat itu ibunya menggoyang pinggulnya dan menjepit pantat Tommy dengan kedua kakinya. Tommy juga memberikangoyangan tak kalah hebatnya. Ibunya tau, kalau sebentar lagi anaknya akan tiba ke puncak kenikmatan. Di balikkannya tubuh anaknya hingga berada di bawah. Ibunya duduk di atas tubunnya, seperti menaiki kuda tunggangan, dia memutar-mutar tubuhnya, sampai terasa ujung penis anaknya itu menyentuh-nyentuh sesuatu yang teramat dalam.
Sampai akhirnya dia merasakan sperma anaknya sudah menyemprot memenuhi liang paginanya. Dia tak mau kehilangan momen. Dia harus segera sampai sebelum penis itu melemas dan mengecil. Dia terus mengoyang dan menggoyang sampai akhirnya dia juga sampai. Dia biarkannya lelehan cairan kentalnya memeleh keluar dan penis anaknya mengecil dan keluar sendiri dari liangnya.
Dengan tersenyum, dia mencium pipi anaknya.

"Nanti kalau sudah pipis dan cucui bersih burungmu, kita tidur saja, supaya besik pagi cepat bagun dan pergi sekolah." katanya kepada Tommy. Dia merebahkan dirinya di sisi Tommy. Setelah membersihkan diri, mereka memakai pakaiannya dan tertidur sampai pagi.

Sejak itu, dia kalau di rumah,dia selalu tidak memakai celana dalam. Tiba-tiba saja, Tommy merengek minta dirinya rebah dan ditunggangi lalu melepaskan hasratnya. Atau Tommy, suka juga meminta, penisnya diisap sampai mengeluarkan seperma, lalu tidur siang. Tak jarang juga, tiba-tiba hasratnya tumbuh dan memina Tommy datang ke kamar tidur dan mengisapi penis anaknya itru sampai keras, dan ketika mau orgasme, baru dimasukkan ke dalam paginanya.

Ibu dan aank itu, selalu menjaga kerahasiaan mereka dan melakukan persetubuhan itu di sela-sela kesempatan yang ada. Keduanya pandai menjaga agar tidak ada yang curiga. Sampai Tommy SMA dan ibunya sudah meopuse, mereka juga melakukannya. Walau pun ibunya sudah sudah merasakan kenikmatan, namun dia tetap melayani keinginan anaknya, dari pada anaknya mencari perempuan yang tidak benar di luar rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar