Cepat aku memakai dasterku, kemudian aku keluar kamar. Aku tidak memakai Bra dan celana dalam. Aku menegerjakan sesuatu di dapur, namun aku tetap terbayang pada kecupan bibir Jonson menantuku dan pelukannya yang membuat tubuhku membara. Kenapa tadi aku diam saja dan tidak memberikan perlawanan apa-apa? Tiba-tiba saj arasa maluku hilang, karean desakan libidoku yang membuncah-buncah. Aku segera menekan tuts-tus HP ku dan mjenunggu Hp diangkat. Da... ah. Dadaku gemeretar, karena tiba-tiba HP diangkat das terdengar suara demikian merdu dan lembutnya.
"Hallo mama sayang..."
Duh... merdunya suara menantuku dan merayu. aku sadar kalau aku sedang dirayu, tapi aku membutuihkannya. Membutuhkan rayuan, membutuhkan seks dan bahasa kasarnya, aku membutuhkan KONTOL.
"Hayo, kembali dong..." kataku seperti memelas.
"Hahahaha... sudah kuduga, Mama pasti membutuhkan aku. OK aku segera tiba. Tidak sampai 5 menit," katanya.
Duh... dia sudah pergi lebih dari 15 menit, tapi kenapa bisa kembali bisa hanya 5 menit? Akankah dia ngebuit sekencang-kencangnya.
Benar, bahkan tidak sampai lima menit, dia sudah kembali dan langsung memasukkan sepeda motornya ke dalam rumah. Dia tersenyum nakal dan penuh nafsu, tapi entah kenapa aku menyukainya. Setelah dia menutup pintu rumah dan menguncinya dengan aman, dia serbu aku. Langsung dia memelukku dan mengecup bibirku. Aku hanya mampu memebalas pelukannya yang kuat dn menerima lidahnya bermain di rongga mulutku.
Kancing-kancing dasterku sudah lepas, kemudian disusul lepasnya pakaianku berceceran di lantai. Aku sudah bugil. Seluruh tubuhku, tidak lagi yang menghalangi pemandangan mata, bahkan tidak bisa lagi menghalangi, jika sesuatu menusuk-nusuk kemalauanku.
Jonson juga dengan segera melepaskan pakaiannya dan bugil sepertiku. Duh... tubuhnya yang atletis dan kontolnya yang megacung dan mencari sesuatu.
"Ayo... cepat. Sebentar lagi aku akan menjemput isteriku mama sayang," katanya. Dia tangkap tengkukku dan dituntunnya mulutku untuk mengulum-ngulum kontolnya dan Pepekku menjadi basah. Aku tak tau lagi harus berbuat apa ketika itu.
Dengan mudahnya, Jonson mengangkat tubuhku, saat sedikit pantatnya duduk di kursi makan. Kedua pahaku sudah mengangkang, karena kedua betisku bnerada di sudut siku tangannya, sedang kedua telapak tangannya memgang buah pantatku. Kontolnya yang menegang, dia kenakan ke lubangku dan setelagh ujung kontiol itu menempel di lubangku, tubuhku pun diturunkanya dan kontol besar dan panjang itu, langsung menusuk Pepekku yang sudah basah.
Tangannya yang kekar menarik maju-mundurkan pantatku, hingga kontolnya keluar masuk di dalam lubangku. Huuuuhhhh... Pepek-ku benar-benar sudah basah dan becek. Nafasku terengah-engah menahankan kenikmatanku. Aku jadi tak perduli pada diriku sendiri. Aku bukan ibu mertua lagi. Bukan wanita terhormat yang operlu disegani lagi. Aku sudah menjadi LONTE sekarang. Tapi aku tak perduli, karean aku membutuhkannya dan sangat membutuhkannya. Tak perduli Jonson adalah menantuku. Dia adalah seorang laki-laki perkasa yang selama mereka tinggal di rumahku, aku sangat menginginkannya.
Aku tak mampu mengimbangi kocokannya. Yang kulakukan memeluk tengkuknya kuat-kuat dan kubenamkan kepalaku di lehernya. Aku mendesah-desah dan merintih-riontih kecil.
"Aku sudah sampai sayang. Aku lemas," kataku berbisik dan merengangkan pelukan di tanganku.
"Sabar... aku akan keluarkan kepuasanku," katranya menidurkan diriku di atas meja makan, lalu dia mempompa diriku dengan kuat dan cepat, sampai spermanya muncrat di dalam tubuhku.
Kami berpelukan sejenak dan dia membelai kepalaku. Indahnya perasaanku, diperlakukan seperti gadis remaja tingting/ DImana perempuan seusiaku, diperlakukan seperti yang diperlakukan olehj Jonson pada diriku. Indah sekali perasaanku. Kami pun membersihkan diri dan berpakaian. Jonson buru-buru berpakaian dan merapikan rambutnya. Dengan kecupan di pipiku dia keluar dan menstarter sepeda motor bebeknya, lalu pergi.
Bahagia sekali perasaanku. Aku pun makan siang dan tidak menunggu merek lagi. Usai makan siang, aku rebahan di tempat tidur, sembari mengenangkan kejaian tadi. Semakin aku mengenangkannya, aku menjadi horni dan aku ingin diperlakukan seperti tadi. Ingin aku memanggilnya kembali, tapi aku malu hati. Tiba-tiba anakku menghubungiku via HP-nya dan mengatakan dia mungkin pulang malam dan diantarkan oleh mobil kantor. Akua menjadi gembira, berarti aku akan bisa berhubungan lagi dengan Jonson. Cepat aku menetakan nomor Jonson. Saat aku mau menekan nomor terakhir Jonson sudah menghubungiku seperti tertera dalam layar HP.
"Hallo," kataku manja. Kok aku bisa bermanja ya? Aneh juga rasanya.
"Hallo mama sayang. Gimana, Nikmat gak."
"Nikmat sekali sayang...."
"Masih mau?"
"Tentu dong. Andaikan kamu berada di sini sekarang, aku ingin kita mulai lagi," kataku tanpa sungkan dan ragu.
"OK aku segera datangt. Aku harap, mama menyambutku dalam keadaan telanjang. Membuka pintyu dengan telanjang dan semuanya dengan telanjang," katanya merayu.
"OK...!" kataku pula dengan mantap.
Begitu HP gterputus, aku langsung melepaskan semua pakaianku adan aku berbugil ria di rumahku. LKIma menit kemudia, aku mendengar suara klakson sepeda motor bebek dan aku mengenalnya, dia adalah Jonson. AKu membujka pintu dan melongokkan kepalaku tak berani keluar dari balik pintu. Jonsong mengertio, kalau aku sudah bugil. Dia tersenyum Nakal dan memasukkan sepeda motor ke dalam rumah. Setelah berada dalam rumah, aku langsung menutup dan mengtunci pintu. Jonson mematikan mesin kenderaan dan melapas pakaiannya dan melemparnya di lantai. AKu langsung menyerbu dan menubruknya dan memeluknya. Kami berpelukan, sepertinya aku masih berusia 16 tahun. Jonson langsung mehecup bibirku dan meremas-remas tetekku. Benar, tetekklu tidak kencang lagi, tapi tidak molor seperti tetek perempuan seusiaku.
Kami saling pagut dan saling memuaskan diri. Tubuhku dijilat dengan lembut. Dibagian mana tubuhku dijilati, dibagian itu pula aku menjilati tubuhnya. Sampai akhrinya aku sudah tidak mampu lagi menahankan siksaan. Kutolak tubuh Jonson di lantai dan aku menaiki tubuhnya dari atas. Kuarahkan kontolnya ke dalam lubang memekku, lalu aku meliuk-liukkan tubuhku di atas tubuhnya. Pentil tetekku, tergesek-gesek di atas dadanya dan aku menjuiklati lehernya. Buah pantatku di remas kuat oleh Jonson dan membantuku untuk memutar-mutar lubang Pepek-ku.
Aku pun tak tahan lagi dan menjepit kedua kakiku ke bagian mana saja di tubuh Jonson dan aku melepaskan nikmatku. Seeerrrrrrr.... sesuatu berdesir keluar dari lubang Pepek-ku. NImmat sekali rasanya. Saat iotulah Jonson langsung membalikkabn tubuh kami dan aku berada di bawah, lalu kami pun saling berhimpitan. Kami saling rankul dan.....
Good...
BalasHapus