Minggu, 21 Agustus 2011

Ibu dan Anaknya

Dimana-mana situs cerita porno, cerita yang paling digemari adalah cerita inces, terutama cerita ibu dan anak. Kisah ini, diceritakan oleh seorang penggemar dan aku mengolahnya menjadi sebuah cerita tentu dengan sedikit bumbu agar menjadi sebuah cerita.

Dua puluh tahun sudahakumenjanda. Ketika Alvin anakku beusia dua tahun. Aku sedih sekali. Ayah
ibukutidak mau menerima aku kembalikepada mereka, karean sejak awal merekamelarangku menikah dengan Burhan. Aku tetap berkeras. Sampai sebuah kejadian, Burhan tertembak sebuah gang. Burhan salahseorang perampok kambuhan. Kalau saja aku tau dia tidak berubah sifatnya sesuai dengan janjinya padaku sebelum menikah, akupasti menolaknya. Nasi sudah menjadi bubur. Aku tak bisaberbuat apa-apa lagi. Untung uang simpananny, entah halal atau tidak aku tidak tahu- bisa kumanfaatkan. Aku menjual rumah kami dan pindah ke sebuah desa. AKu membeli sawah dua hektar dan memelihara enam ekor kerbau serta ratusan ayam. Aku jualan di depan rumah kecil yang baru kubangun. Itulah untuk kehidupan kami dan untuk biaya buruh di sawah kami.

Mulanya akubangga seporang diri membesarkan ALvin. Kini dai sudah SMA. Aku adalah manusia biasa, yang butuh segalanya. Soal uang aku sudah cukup mampu. Uang untuk sekolah Alvin dan sebuah sepeda motornya ke kota kecamatan dan menghidupi kami dengan sedikit di atas sederhana. Sampai akhirnya terjadi petaka itu.
Aku jatuh cinta pada Parto, salah seorang buruh di ladang dan sawah kami serta sesekali dia akusuruh mengangkat barang dagangan dari pasar ke rumah.
Karean terlalu sering bersama, akhirnya aku jatuh cinta padanya. Usia 30 tahun. Delapan tahun aku aku lebih tua darinya. Tapi bagiku usia tidak ukuran. Secara diam-diam kami berpacaran. Sampai suatusiang, kami tidak mengetahui Alvin pulang sekolah jauh lebih cepat dari biasanya. Kami kepergok sedang berduaan di kamar. Untung kami belum melakukan persetubuhan. Alvin yangsejak SMP belajar olahraga karate, langsung memasuki kamar, begitu dia mengatahui aku bersama Parto. Dengan bertubi-tubi Parto dohajarnyasampai babak belur. Alvin justru mengancam Parto untuk dilaporkan ke polisi. Dengan kesakitan Parto memakai pakaiannya dan keluar dari rumahku. Sejak saat itu Parto gak pernah kelihatan. Mungkin malu atau takut.

Aku tak bisaberbuat apa-apa. Aku suka termenung. Sampai sampai Alvin selalu menyindirku. Suatu malam, aku menyampaikan sesuatu kepada Alvin, kalau aku akan mencari laki-laki dan akan menikah. Dengan berang Alvin tidak menyetujuinya. Dia marah besar.
"Coba kalau berani menikah ddan dekat dengan laki-laki, akan kubunuh," tegasnya. Aku sangat ketakutan.
Aku mencoba menjelaskannya, kalau aku membutuhkan kasih syang dari seorang laki-laki. Alvin ngotot, kalau dia selama ini sangat menyayangi aku.
"Kamu tidak mengerti Alvin. Tidak mengerti Nak. Mama butuh bukan anya kasih sayang seperti apa yang kau berikan ke mama. Mama butuh kasih sayang luar dalam. Kasih sayang lahir bathin," kataku lembut.
"Alvin mampu memberikan kasih sayang lahir bathin pada mama," katanya. Karean aku kesulitan menejklaskannya, akhirnya aku menerangkannyadengan to the point.
"Mama butuh laki-laki sebagaimana hubungan suami isteri," kataku.
"Mama butuh ngentot?" katanya lebih tegas lagi. Aku terkejut dengan ucapannya itu. Alangkah tidak sopannyaAlvin padaku, sebagai ibunya.
"Alvin mampu memberikannya, Ma. Apa pun yang mama mau Alvin mampu memberikannya. Asal mama tidak selingkuh dengan laki-laki lain seperti si Parto itu. Jika sekali lagi tyerjadi, mama akan akubunuh," katanya tegas. Tatapannya nyalang dan tajam melebihi mata elang. Aku ketaukan.
"Tapi Alvin adalah anak mama, sayang. Tak mungkin mama bersetubuh dengan Alvin. Mama butuh laki-laki," kataku menjelaskan lebih lembut lagi dan mengelus-elus kepalanya. Seperti biasa, jika diamarah, diaakan menyandarkan kepalanya ke dadaku, bila aku mengelus kepalanya. Benar, akhirnya Alvin menyandarkan kepalanya di dadaku dan memelukku.
"Ma... Alvin mencintai mama. Alvin mau mama jadi isteri Alvin," katanya lembut dan pasti.
"Dus... sayang... sesuatu yang tak mungkin sayang. Apa kata orang?" bantahku.
Alvin tetap berkeras, kalau aku akan dijadikannya isterinya. Oh... gusti, apa dosaku? Alvin yang setiap malam kupeluk dalam tidurku sejak dia bayi hingga saat ini. yang kumanjakan dan kubelai-belai sampai dia tertidur, ingin menjadikan aku isterinya? Malam itu perhatianku ke pada TV tidak fokus lagi. Dadaku gemuruh mendengarpernyataan Alvin.

Alvin tiba-tiba mematikan TV, mengunci pintu dan membopongku ke tempat tidur. Dia sudah biasa membopongku ke tempat tidur, jika aku mengantuk dan tertidur di sofa. Besok paginya saat aku terbangun, aku sudah bersamanya di atas tempat tidur. Selalu pula aku pura-pura tidur, agar Alvin membopongku ke tempat tidur. Aku suka memanjakan diriku pda anak semata wayangku itu. Biasanya setelah aku ditidurkan di tempat tidur, aku diselimutinya, kemudian dia kecup pipiku dan dia tertidur di sampingku.
Kali ini Alvin mebopongku dan meletakkan aku di atas tempat tidur. Kemudian, dia mengecup bibirku. Aku sangat terkejut sekali. Alvin memelukku dan menjilati leherku. Mengelus buah dadaku walau masih terbungkus bra.
"Dari mana kamu tau semua ini, sayang?" kataku hati-hati sekali.
"Daripelacur ma. Alvin suka pergi ke pelacuran," katanya. Oh... ternyat aaku kurang kontrol terhadap anakku. Dengan cepat dia singkap dasterku, lalu dengan paksa dia turunkan celana dalamku. Begitu beringasnya, bagaiman srigala buas. AKu ketakutan, sampai-sampai aku tak berani mencegahnya. Alvi mengangkangkan kedua pahaku dan menjilati kemaluanku. Mulanya aku sangat risih, karean aku tak pernah diperlakukan demikian. Tapi....

Aku menikmatinya. Maafkan aku, entah kenapa aku langsung menikmatinya. Sembari menjilati kemaluanku, Alvin melepaskan pakaiannya. Darilubang kemaluanku, lidah Alvin naik ke perutku, melapas braku dan melaspa semua pakaianku. AKu sudah telanjang. AKu malu dan ingin menutupi tubuhku, tapi aku menikmatinya juga. Alvin menaiki tubuhku dan menindihnya.
"Jangan sayang..." pintaku. Kata-kataku tak diadengarkan. Dia semakin buas dan buas. Dengan paksa dia kangkangkan paghaku, lalu menusukkan penisnya ke dalam kemaluanku. Sleppp... kemaluanku yang sudah basah, begitu cepat tertusuk. Lubang, darimana aku pernah melahirkan Alvin anakku itu. Dia terus memompa lubangku sampai aku orgasme dan memeluknyadengan kuat, sekuatmungkin. Alvin menabut penisnya dari lubangku. Kini dia menusukkannya ke lubang anusku. Perlahan-lahan dan menekannya.

"Sakit sayang... Mama tidak mau," kataku. Alvin menekan penisnya dan aku merasa kepala penisnya sudah berada menembus duburku. Tetekku terusdiisapnya. Perlahan kemudian dia menekan lagi penisnya hingga aku merasa sakit.
"Sakit..." biskku. Alvi diam saja. Dia tahan penisnya sembari terus mengisap-isap pentil tetekku dan sebelahnya lagi dia remas-remas. Lalu dia kembali menusuknya. Aku meraa lubangduburku sudah penuh. Alvis terus menjilati leherku dan meremas tetekku. Perlahan Alvin menarik penisnya dari duburku, perlahan pula dia menusuknya. Begitu seterusnya, tari... tusuk...tarik....tusuk. Sampai akhirnya aku tidak bisaberbuat apa-apa selain menikmatinya dan mendesah-desah. Kini rasa maluku sudah sirna. Akubenar-benar menikmatinya. sampai akhirnya Alvin memelukku kuat dan aku membalas pelukannyadengan kuat pula. AKu orgasme. Alvin pun melepaskan nafasnya dengan kuat dan lemas. Akumerasa nimat sekali, saat penis Alvin yang mengecil itu, keluar dengan perlahan dari duburku.

Besok paginya, Alvin tidak lagimemanggilku mama. Dia menyebutkan Honye atau memanggil namaku seperti Ana Sayang. Duh Gusti, panggilan Ana Sayang, sudah 20 tahun aku tidak mendengarnya. Lembutnya suara itu, juga persis dengan suara papanya Alvin. Suamiku dulu, selalu memangilku dengan Ana Sayang, kini ALvin yang memanggillku demikian. Aku meneteskan airmataku.
"Kenapa Ana?" tanya Alvin. Aku menjelaskan panggilan itu, mengingatkan aku kepada papanya. Alvin tersenyum.
"Sekarang akulah ganti papa dalam segala hal," katanya. Aku terenyuh. ALvin memelukku dan mencium keningku. Duh... kenapa ini bisa terjadi.papanya dulu juga suka menecup kenigku dan memelukku setelah membelai rambutku. Kini Alvin yang melakukannya padaku. Duh... Gusti...
Dimana-mana Alvin akan memanggilkumama, tapi jika tidak ada orang lain diaselalu memanggilku Ana. Di pasar, di sawah, di rumah dan dimana saja. Dia selalumelihat apakah ada yang mengenal kami atau tidak. Alvin sangat senang kalau aku memanggilnya, Mas. Aku berani memanggilnya Mas dimana saja. Jika orang lain mendengarnya, orang juga dapat maklum.

Malam ini, Alvin menyuruhku mempersiapkan diri, karean malam ini dia ingin menyetubuhiku. Aku benar-benar siap. Aku mandi y ang bersih. Mencuci rambutku dengan ramuan tradisional yang berbau magis. Alvin memang sudah menyiapkan banyak kondom di kamar tidur kami.
Biasanya aku sudah menyiapkan makanan. Seusai bersetubuh, kami akan makan bersama. Begitu memasuki kamar, kami sudah bertelanjang bulat. kami bercumbu mesra dan saling mengelus tubuh. Alvin memang benar-benar memperlakukan aku sebgai isterinya.
Begitu dia sarjana dan mendapatkan pekerjaan di kabupaten, aku memintanya agar menikah. Dia menolaknya dan marah. Katnya dia akan menikah, kalau aku sudah meningal dunia. Lagi pula, katanya, aku adalah isterinya.

Aku sangat bahagia disayangi dan dicintaidengan tulus oleh Alvin. Cinta lahir bathin Andaikan akumenikah dengan laki-laki lain, aku tidak akan mendapatkan cinta stulus cinta Alvin

1 komentar:

  1. Sesunguhnya kmu hidup, aq rela memuaskan nafsu kmu. Wanita seperti kmu harus dpt kontol sehebat aq. Emailkan perasaan kmu pada ppreeth8827@gmail.com

    BalasHapus